Resume ke 18 , KBMN gelombang ke 28

Hari /Tanggal   : Jumat, 17 Februari 2023

Waktu                : Pukul. 19.00 - 21.00

Narasumber     : Maydearly

Moderator         : Widya Arema

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum wr. wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh atas segala nikmat yang telah diberikan Sholawat serta salam tak lupa terucap selalu untuk baginda Rosulullah SAW. 

Alhamdulillah, tak terasa pertemuan KBMN telah menginjak pada setengah lebih dari 30 waktu pertemuan yang di rencanakan sebelumnya. Malam ini sudah masuk pada pertemuan ke 18.

Pada kesempatan ini narasumber yang akan membagikan ilmunya adalah seorang penulis cantik bernama ibu Maydearly dan yang akan memandu sebagai moderator adalah ibu Widya Arema. 

Pertemuan dibuka oleh Om Jay yang selalu memberikan semangat nya bagi para peserta. beliau mengatakan jangan biarkan blog pribadi kita dengan sarang Laba-laba , jadikan sebagai media online untuk belajar menulis. 

Tak lama sang moderator menyapa para peserta, dengan mengajak untuk menyimak karya diksi dari ibu Maydearly yang indah, dan sarat makna, berjudul "Senja mengukir Cinta".

Beliau membagi materi dengan pertemuan malam ini dengan 4 sesi yaitu :

1.Pembuka 

2.Paparan Materi

3.Tanya Jawab

4.Penutup

Kemudian beliau mengajak peserta untuk membaca doa bersama. 

Setelah itu narasumber pun hadir menyapa dengan untaian diksinya yang indah tentang arti sahabat, yang kemudian dibalas oleh moderator kita malam ini. 

Ibu Maydearly membuka paparan dengan menyampaikan tentang arti diksi. 

Diksi adalah akar katanya dari DictionemDictionem, lalu diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction yang artinya pilihan kata. Maksudnya menulis kan sesuatu secara ekspresif, sehingga mempunyai tuh dan karakter yang kuatkuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembaca nya. 

Sedangkan dalam sejarah bahasa,  Aristoteles memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut sebagai diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics

Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya bahwa diksi tidak hanya diperlukan oleh penyair puisi, tapi juga bagi sastrawan penulis Prosa. 

Wiliam Shakespeare salah satu sastrawan yang dikenal piawai dalam menyajikan diksi dalam naskah drama. 

Diksi sangat penting dalam kajian suatu tata bahasa sebab mempunyai keindahan kata yang tak tereja oleh bibir. Nun terkadang banyak penulis takut tidak dapat mengolah kata dengan indah. Merasa khawatir tulisannya garing saat dibaca. 

Ibu Maydearly lalu memberi kan beberapa tipsnya yaitu: 

Libatkan panca indera diantara nya:

1. Sense of Touch: melibatkan indera peraba contoh kalimat nya : "pada pori-pori angin yang dingin, aku mengeja rindu yang datang tanpa permisi"

2.Sense of smell : melibatkan indera penciuman  contoh nya kalimat nya : Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti,  dan aroma badanmu ku gantungkan di langit harapan. 

3.Sense of Taste : melibatkan melibatkan indera perasa contoh nya kalimat nya : ku kecup pekat secangkir kopi ditangan kananku,  sembari ke genggam HP di tangan kiriku. 

4.Sense of Sight : melibatkan indra penglihatan dan memiliki prinsip "show, don't tell" Selalu ingat dalam menulis. Contoh kalimat nya : "Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan. Membuat ku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan ".

5.Sense of Hearing : melibatkan energi yang kita dengarkan. Begitu banyak suara disekitar kita , belajar lah untuk menangkap nya dengan cara Dengarlah lalu tuliskan. Contoh kalimat nya : "Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening tetapi terasa begitu oleh jerit keputus asaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimi ku untuk tidak lagi merinduimu'. 

Acapkali kita menulis tidak melibatkan otak sebagai muara untuk berpikir tanpa kita, dengar , rasa dan raba , jika sesuatu dipelupuk mata bisa menjadi robgga untuk tulisan kita. 

Kemudian narasumber meminta peserta untuk mencoba memulai menulis ksn diksi sederhana. 

Disusul kemudian dengan sesi tanya jawab untuk menuntaskan keinginan tahuan peserta tentang materi yang sangat menarik malam ini, yang lalu dijawab oleh narasumber dengan jelas dan gamblang. 

Pertemuan ditutup dengan kalimat yang manis, dari narasumber kita yaitu ibu Maydearly. Kalimatnya adalah "Semoga pertemuan ini adalah sebuah tegukan yang manis, mengawali cerita di layar kaca, menyusun kepingan kata, dan diseduh dengan rasa bahagia untuk terus belajar berprosa. Karena bahasa adalah jembatan antara hujan dan kemarau yang ketika dibubuhi embunembun, ia menjadi pelangipelangi, indah dan elegan "

Demikian resume kali ini, semoga makin menambah motivasi serta wawasan dalam ber literasi. 

Waalaikumsalam wr. wn

Salam Literasi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Modul 2.3 Mulai dari diri