Resume Ke 13


 Resume KBMN ke 13

Hari/Tanggal     : Senin, 6 Februari 2023

Materi                : Kaidah Pantun

Narasumber     : Miftahul Hadi, S. Pd

Moderator         : Dail Ma'ruf M. Pd

Peserta KBMN  : Esti Fortuna Nindyah

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr. wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh yang telah begitu banyak memberi kan kenikmatan, sehingga kita dapat mengikuti kegiatan pelatihan menulis ini. Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan bagi nabi besar Muhammad SAW. 

Pada hari ini Senin tanggal 6 Februari 2023,tak terasa kita telah sampai pada pelatihan ke 13 KBMN. Semoga kita semua tetap konsisten dan semangat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. 

Narasumber malam ini adalah Miftahul Hadi,S.PdM. Pd, dan yang bertindak sebagai moderator adalah pak Dail Ma'ruf, M. Pd atau akrab di panggil Damar. 

Malam moderator menyapa para peserta pelatihan dan mengajak berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Kemudian beliau menyampaikan biodata nara sumber dan file materi malam ini . 

Narasumber kita pun hadir menyapa peserta dengan menampilkan sebuah pantun pembukaan yang indah:

Bunga sekumtum tumbuh di taman

Daun salam elok mahkota

Assalamu'alaikum saya ucapkan

Sebagai salam pembuka kata

Materi kali ini diawali dengan pertanyaan apa yang dibenak bapak ibu bila mendengar kata pantun? . Lalu dijawab secara bervariasi oleh peserta dengan antusias. 

Lalu pak Miftah menyampaikan bahwa pantun biasanya identik dengan budaya Melayu, atau Betawi. Namun ditiap daerah mempunyai pantun contoh nya di Tapanuli disebut ende-ende (Suseno ,2006) 

Didaerah Jawa di sebut Parikan (Suseno; 2006) 

Pantun telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tanpa benda. 

Pantun menurut Renward Bransetter (Suseno ,2006 ; SetyadiharjaSetyadiharja, 2018 ; Setyadiharja, 2020) "pan " yang merujuk pada sifat sopan dan "tun" yang merujuk pada sifat santun. Kata "tun" diartikan juga sebagai kata pepatah dan peribahasa. 

Pantun berasal dari kata "baris" atau "deret".Dan bagi masyarakat Minangkabau pantun diartikan sebagai Panutun. Dan bagi masyarakat Riau diartikan sebagai Tunjuk Ajar. Kegunaan pantun zaman dahulu sebagai komunikasi sehari hari juga sebagai awalan pidato, lagu, perkenalsn bahkan dakwah. Dalam pantun mengajak kita berfikir sebelum berucap. 

Hakikat Pantun adalah :

1.1 bait pantun terdiri dari 4 baris, idealnya terdiri dari 4 sampai 5 kata. Satu baris pantun terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. 

2. Baris pertama dan kedua disebut sampiran, baris ketiga dan keempat disebut isi pantun

3.Pantun kilat atau karmina adalah pantun yang hanya berisi 2 baris. 

4.Bersajak ab ab

Syair hampir sama dengan pantun keempat barisnya saling berhubungan, sedangkan gurindam hanya terdiri dari 2 baris baris pertama dan kedua merupakan sebab akibat yang saling berkaitan. 

Contoh gurindam :

Jika rajin shalat sedekah

Allh akan tambahkan  berkah. 

Kegiatan dilanjutkan dengan belajar membuat pantun, dipandu oleh narasumber. Kemudian pertanyaan dari para peserta untuk makin medalami materi yang segera dijawab oleh pak Miftah selaku narasumber. 

Kegiatan pelatihan pun berakhir pukul 21.40 diakhiri dengan pantun dari moderator:

Bila ada sumur di ladang

Boleh kita menumpang mandi

Bila ada umur kita panjang

Boleh kita berjumpa lagi. 

Terimakasih kepada pak Miftah dan pak Dail Ma'ruf atas pencerahan nya malam ini, semoga makin memotivasi kami semua para peserta. 

Waasalamualaikum wr. wb

Salam Literasi





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Modul 2.3 Mulai dari diri